Keimanan sebagai Penangkal Kemungkaran
Keimanan dalam Islam hakikatnya adalah
usaha-usaha untuk memercayai dan memahami segala kejadian maupun fenomena di
alam semesta ini sehingga timbul pengetahuan dan rasa percaya akan adanya Sang
Pencipta, yaitu Allah SWT. Berbeda dengan dogma, keimanan ini lebih
menginterpretasikan pada kejadian-kejadian fisik di sekeliling manusia untuk
dipelajari dan dipahami sebagai tanda kebesaran Allah. Iman sendiri artinya
percaya, sedangkan beriman artinya memercayai.
Sudah semestinya, bahwa keimanan kepada
Allah akan menjadikan seorang manusia menjadi patuh dan tunduk terhadap segala
perintah Allah. Selain itu, keimanan juga sebagai pondasi dan tameng dalam diri
seseorang agar terhindar dari segala kemungkaran dan kemaksiatan. Seperti yang
sudah diketahui bersama, bahwa setan selalu berusaha untuk memperdayai manusia
dengan segudang tipu dayanya agar manusia senantiasa berbuat kemungkaran. Iman
yang lemah dalam diri seseorang akan mempermudah setan dalam memperdayai orang
tersebut. Sebaliknya, semakin kuat keimanan dalam diri seseorang, maka akan
mempersulit setan untuk menggoda dan menghasutnya, bahkan tidak bisa sama
sekali. Tentu saja iman yang kuat inilah sebagai kunci dalam diri seorang
manusia agar dirinya senantiasa terjaga dan jauh dari segala kemungkaran.
Jadi intinya, hidup di dunia ini banyak
sekali ujian yang harus dihadapi. Keimanan menjadi salah satunya. Iman ini
menjadi anugerah terbesar dari Allah untuk manusia. Tinggal bagaimana manusia
itu sendiri dalam menyikapi keimanannya. Akankah semakin serius dalam beramal
dan beribadah agar keimanan makin meningkat, atau justru terperdaya dengan tipu
daya setan dan berbuat kemungkaran hingga akhirnya keimanannya akan tamat.
Mengentaskan Kemiskinan dengan Pendidikan
Pendidikan
menjadi indikator kemajuan sebuah bangsa dan kuatnya eksistensi negara dikalangan
internasional. Bangsa yang terdidik dan terpelajar dipercaya memiliki kemampuan
diberbagai bidang terutama penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemiskinan
menjadi masalah sosial yang dari masa ke masa selalu ada. Sering kita dengar, orang-orang
berkata, “mau makan saja sulit apalagi untuk kebutuhan lain”.
Agak mustahil memang rencana pemberantasan kemiskinan, tetapi paling tidak ada
usaha untuk melindungi golongan ekonomi lemah supaya dapat memenuhi kebutuhan
primernya.
Kembali
ke masalah pendidikan, jika pendidikan dipandang sebagai salah satu usaha
pengentasan kemiskinan maka akan timbul pernyataan dimana seharusnya pendidikan
masuk dalam kelompok masyarakat miskin. Secara logika golongan ekonomi lemah
untuk memenuhi kebutuhan primer saja mengalami kesulitan, apalagi untuk
memperoleh pendidikan.
Wajib
belajar beberapa tahun terakhir ini sudah menjadi fokus program pendidikan di
Indonesia. Kebijakan ini tidak lain sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dengan penguasaan
teknologi tinggi diharapkan mampu menciptakan tenaga profesional maupun
pencipta lapangan pekerjaan.
Saat ini
sudah diterapkan sekolah gratis akan tetapi selain jumlahnya terbatas juga
tidak mungkin sepenuhnya gratis, sudah pasti ada biaya untuk keperluan penunjang
sekolah. Usaha pengentasan kemiskinan melalui pendidikan memang bentuk cara
yang logis. Orang berpendidikan dan berilmu pastilah ide dan kreatifitasnya
muncul. Jika diberikan modal lebih mereka bisa memanfaatkannya dengan baik. Dan
jika ada kendala mereka bisa mencari solusi yang terbaik.
Dari pernyataan-pernyataan
di atas saya mengambil kesimpulan bahwa memang pendidikan adalah cara terbaik
untuk pengentasan kemiskinan. Pendidikan tidak hanya untuk menciptakan pekerja,
lebih dari itu pendidikan menciptakan manusia yang cerdas, kritis, dan kreatif.
Sumber daya manusia terdidik selain lebih dapat bersaing di dunia kerja guna
meningkatkan kesejahteraan juga dapat menyejahterakan orang lain. Disinilah
seharusnya peranan orang terdidik membantu mengentaskan kemiskinan dengan berbagai
cara yang dapat mereka lakukan.
No comments:
Post a Comment